Nagai Hikari -Cerpen JKT48-
Tittle : Nagai Hikari (Cahaya Yang Panjang).
Author :Kamilla Jung.
Cast : JKT48’s Member and Other.
Genre :Insyaallah sih sad -_-“
Warning : Typo everywhere!
Note
: Ini buatnya satu malam gara-gara gue gak bisa ngungkapin galau gue
yang semakin berkerpanjangan.Gue gak pernah bisa tidur nyenyak karna
mikirin seseorang.Karna yaa.. gue belum bisa move on :’) Haha.. Ini
cerpen ya, bukan bersambung..jadi langsung End.. Ini gue gak pake unsur
comedy kayak biasanya.Tapi tetep lucu menurut gue haha.. Suasana hati
lagi berantakan sih, maaf :’) Masalahbukan untuk ditakuti, tapi
diapresiasi menjadi karya seni J Oh iya, bacanya kalo bisa sambil denger Nagai Hikari ya ^^ happy reading..
***
Andai kamu tahu..
Aku selalu memperhatikanmu..
Andai kamu tahu..
Aku selalu bisa tersenyum hanya karna melihatmu..
Tapi, aku cukup tahu..
Kamu tidak akan pernah tahu..
Atau bahkan mau tahu..
Tentang aku..
Disini..
Dengan sejuta perasaan yang selalu mengalir hanya untukmu..
Ditutupnya
sebuah notesberwarna merah marun itu. Devi Kinal Putri. Gadis itu
terduduk lemas dibawahsebuah pohon rindang yang berada di halaman
kampusnya. Ia memejamkan matanyacukup lama. Di hirupnya oksigen
disekelilingnya yang masih segar itu. Setelahmerasa paru-parunya telah
penuh, Ia segera menghembuskan udara yang sudahberubah menjadi
karbondioksida itu secara perlahan. Matanya masih tertutuprapat.
“Eh.. dia tidur ya?”
“Iya kali tuh..”
Terdengar
suara bisikan anaklaki-laki. Kinal tidak memperdulikannya. Toh, hal
seperti ini membuat dianyaman. Ia masih memejamkan matanya.
“Kagetin yuk..”
“1..2..3..”
“BANGUNNN!!”
Kinal
membuka matanya pelan.Mengerjapkannya berkali-kali. Didapatinya dua
anak laki-laki yang satu jurusandengannya. Affan yang mengenakan topi
dan yang berkacamata, Levi.
“Udah siang neng.. tidurwae..” ujar Affan dengan logat sunda-nya yang kental.
“Iya.. jam segini tidur..”Levi menggelengkan kepalanya. Tersenyum miring.
Kinal hanya tersenyum.Memeluk notes-nya. Berdiri dan beranjak pergi dari tempat itu.
“Ee buset.. bisu apa tuh anakyak? Kagak pernah ngomong..” ujar Levi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Teuing
ah.. lieur abi mah..paper belum selesai.. yuk ke dalem..” Ajak Affan.
Levi menaikan bahunya danberjalan dibelakang Affan.
***
"Tapi Nal, takoyaki itu enakan yang asli buatan Jepang daripada yang di Senayan"
Gadis
denganlogat Jepang itu mencoba menjelaskan kepada Kinal tentang kue
khas Jepangkesukaannya. Haruka Nakagawa. Gadis asli Jepang yang kuliah
di Unikom, Bandungsatu semester dengan Kinal itu menjelaskan dengan
mimik muka yang lucu.
“Oh ya?” sahutKinal singkat dan pelan. Ia memperhatikan bulir-bulir air yang mencair di gelasjus-nya.
Kinal
terkenalsangat pendiam dan tertutup di kampus. Mungkin hanya Haruka-lah
satu-satunyamahasiswi yang dekat dengan Kinal. Selain itu, Kinal
dikenal freak. Jarangsekali dia bercengkrama atau sekedar berkumpul
bersama mahasiswa lain.
“Kok lesu gitu?Kamu.. Sakit?”
Kinal menggelengpelan dan tersenyum.
“Aku baik-baikaja kok..”
Haruka
tersenyumcanggung. Ia kembali bercerita tentang makanan favorite-nya
yang kemarin Iabeli. Kinal sebenarnya malas untuk mendengarkan cerita
Haruka. Fikirannyatertuju pada seseorang.
***
“Aku pulang..”
Kinal
menggeserpintu rumahnya yang berarsitektur Jepang itu perlahan. Ia
membuka pintukamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya di ranjang.
Hari ini hanya ada 2mata pelajaran, namun sepertinya ada suatu hal yang
membuat Kinal sangatkelelahan.
Clek~
Knop pintu yangterbuat dari stainlessteel itu berputar. Seseorang dengan wajah mirip Kinalmasuk.
“Kak.. udahpulang?”
“Iya..”
“Makan duluyuk.. aku udah siapin..”
Kinal
bangun danduduk di pinggir ranjangnya. Kamilla, adik satu-satunya yang
dimiliki Kinal ituikut duduk disamping kakak perempuannya itu.
“Nanti ya..kakak capek..”
“Kakak kenapa?”
Kinal menggelengpelan. Kamilla memeluk kakaknya dari samping.
“Kak Alvian lagiya?” tanya Kamilla pelan pada Kinal.
Kinal mengangguksekali.
“Kamu
ambilnote-nya sendiri di tas.. kakak mau istirahat dulu..” Kinal
mengecup sekilaskening adiknya itu. Ia membenarkan posisi tidurnya.
Sepertinya Ia engganbercerita pada adiknya.
Kamillamengambil
tas selempang Kinal yang di letakkan sembarangan di meja
belajarkakaknya itu. Di ambilnya note merah marun milik Kinal. Pada
halaman pertama,ada sebuah foto pria tampan dengan kemeja berwarna biru
muda. Di bacanya cukuplama. Ia menghela nafas. Dan setelah itu berjalan
keluar meninggalkan kakaknyayang sedang terlelap pulas tersebut.
Kamilla
adalahsatu-satunya yang dimiliki oleh Kinal, orang tua mereka meninggal
dunia akibatkecelakaan pesawat. Jadi, hanya pada Kamilla-lah Kinal
berani terbuka.
***
Musim hujan diawal Januari ini selalu mengguyur Bandung. Seperti halnya sekarang, hujan cukupderas membingkai kampus Kinal.
“Dingin ya??Kamu pake jaket aku aja..”
Dari
kejauhan,nampak seorang pria dan wanita sedang berteduh di dekat tempat
parkir kampus.Sang pria melepaskan jaketnya dan dikenakan pada sang
wanita.
“Makasih yasayang..”
“Iya sama-sama..ke kantin yuk Beb..”
Alvian,
pria itumelindungi kekasihnya, Beby, dari air hujan. Telapak tangannya
pun selalu setiamenutupi kepala Beby supaya air itu tidak mengenai
rambut kekasihnya itu.Begitu manis dan perhatian. Merekapun berlari
untuk menghindari hujan deras itumenuju kantin.
“Aku juga inginsepertinya, yang selalu dilindungi olehmu.. aku juga ingin sepertinya, yangselalu bisa ada dihatimu..”
Kinal
yangmelihat hal itu hanya bisa pasrah. Ia tak memlih berteduh. Ia malah
memilihhujan itu datang menghampirinya. Ia tak bisa lagi menyembunyikan
air matanya.Antara hujan dan air mata pun tak bisa lagi dibedakan.
Langit seolah-olah ikutmenangis. Ia terdiam, membayangkan bahwa gadis
yang dilindungi Alvian ituadalah dirinya.
Alvian,
Kinalsudah diam-diam mengagumi pria itu dari awal semester Ia masuk ke
kampus ini.Hanya diam-diam. Hanya dia dan Kamilla yang tahu bagaimana
perasaannya padaAlvian. Namun dalam diam Ia selalu menyimpan harapan.
Namun ia sadar,harapannya hanya sekedar harapan, karna ada Beby, gadis
itu sudah memenangkanhati Alvian. Jatuh cinta diam-diam. Jatuh cinta
dalam diam.
Kinal tersadardari lamunannya. Hujan agak
mereda. Ia berjalan pelan menuju toilet untukmengganti pakaiannya yang
sudah basah kuyup.
***
Di Kantin,Alvian dan Beby berjalan menghhampiri meja Levi dan Affan.
“Woy bro!” sapaAlvian segera duduk di salah satu kursi yang kosong.
“Eh elo..kenapa?” tanya Levi.
“Gak.. ini tadikeujanan.. mau cari anget-anget.. kamu mau pesen apa Hon?” tanya Alvian pada Beby.
“Cappuccino ajadeh..”
Setelah memesanminuman, mereka berempat bercerita banyak.
Dari
ujungkantin, Kinal berjalan sendirian. Dia agak kaget melihat disana
ada Alvian danBeby. Ia terus memperhatikan bagaimana Alvian sesekali
memeluk Beby. Tanpa diasadari di depannya ada seorang mahasiswa yang
membawa minuman.
Brak~
“Aduh maaf ya..”ujar mahasiswa tersebut agak ketakutan karna baju yang dikenakan Kinal basahsemua karna minuman tadi.
Kinal diam agaklama. Lalu tersenyum.
“Gakpapa kok..aku yang gak liat jalan..”
“Tapi bajukamu..”
“Gakpapa kok..nanti juga kering sendiri..” ujar Kinal kalem.
Dari kejauhan,Alvian cs memperhatikan Kinal.
“Ya ampun sabarbanget..” ujar Levi.
“Iya.. Kok diagak marah? Padahal bajunya teh basah semua kitu nya..” tambah Affanmenggelengkan kepalanya.
“Siapa sih tuh?”tanya Alvian malas.
“Kinal, AnakSeni. Satu jurusan sama gue.” Jelas Levi.
“Oh. Biasa aja.”Jawab Alvian singkat.
“Tapi
dia sabarbanget yan asal lo tau aja, kemaren pagi aja gue sama Affan
kerjain dia gakmarah. Malah senyum. Tapi dia rada aneh sih. Tertutup
gitu.” Jelas Levi lagi.
Alvianmengerutkan jidatnya.
“Masa sih?”tanyanya lagi.
“Gue punya ide!”tiba-tiba Beby ikut nimbrung.
“Ide naon?”Tanya Affan.
“Gimana
kalokalian bertiga taruhan. Siapa yang bisa bikin anak itu
kehilangankesabarannya.. bakal dapet.. em.. apa ya.. tuh mobil gue..
gimana?”
“Hah? Mobil?Serius kamu teh?” Affan seakan tidak percaya dengan apa yang diucapkan Beby.
“Apa itu gakjahat banget? Kasian ah.” Ujar Alvian.
“Sayang, akucuman pengen nge-test aja kok.. just for fun doang.. gimana Lev? Setuju?”
“Gue sihterserah aja..”
Beby tersenyumlicik.
***
Pagi
ini, tidakada yang aneh. Kinal berangkat ke kampus sendirian. Ia
langsung duduk dibangkukelasnya. Iya merasa ada yang janggal pada
bangkunya. Ia berdiri. Ia meletakantelapak tangannya pada bangku itu.
Ada balsem yang sudah dioleskan disana. Iahanya tersenyum. Mungkin ada
yang iseng. Begitu fikirnya. Setelah itu Iaberjalan ke gudang belakang
untuk menukar bangkunya.
Dari kejauhan,Affan mendengus
pelan. Tidak berhasil. Kinal belum marah. Bahkan sempat Affanmelihat
Kinal tersenyum. Sabar sekali.
Selesai
denganmasalah bangku, saat istirahat Kinal berjalan menuju toilet. Saat
membuka pintutoilet tiba-tiba air mengguyur tubuh Kinal. Ternyata diatas
pintu sudah adaember yang sengaja diletakkan disana. Kinal agak shock kali ini. Ia mengelus dadanya. Masih sabar. Ia pun memutuskanuntuk pulang.
Levi
dari dekattoilet hanya bisa geleng-geleng kepala. Sabar banget. Begitu
fikirnya. Dia samasekali tidak menunjukan ekspresi kemarahan ataupun
jengkel.
Kinal berjalanpelan, Ia melihat Affan dan Beby di sudut kampus. Kinal mendengarkan percakapanmereka secara tidak sengaja.
“Yah.. gagaldapet mobil deh.. Kinalnya belum marah..” ujar Affan.
“Hahah.. kasiandeh lu.. tinggal nunggu si Levi nih, kira-kira bisa gak ya?”
Kinal
kaget. Apamaksudnya? Marah untuk apa? Dan mobil itu maksudnya apa?. Tak
mau ambil pusing.Ia langsung bergegas pulang ke rumahnya.
***
Semalam
Kinallembur belajar karna hari ini ada Ujian di kelasnya, Ia bangun
agak telat. Iaberlari menuju kampus. Melihat gerbang akan ditutup Ia
agak mempercepat langkahkakinya.
1..2..3..
“Eits.. stop..gue dulu..”
Kinal menelanludahnya. Tenggorokannya tiba-tiba kering melihat siapa yang baru saja lewatdihadapannya. Alvian.
Setelah Alvianmasuk, Kinal berjalan dibelakangnya. Dengan sengaja, Alvian mengayunkan kakinyasupaya Kinal terjatuh.
“Aduh..” keluhKinal kesakitan karna kakinya berdarah. Alvian sebenarnya tidak tega. Namun Iatidak ingin mengecewakan Beby.
“Ups.. maafsengaja.. lagian jalan lemot banget..” ujar Alvian tersenyum miring.
Kinal
hanya diamdan berjalan pincang menuju kelasnya. Belum sampai dikelas,
tiba-tiba ada yangmengguyurkan air seember ke tubuh Kinal dari belakang.
Kinal masih diam dantidak perduli. Ia mencoba lebih sabar lagi kali
ini.
“Maaf pak.. sayaterlambat..” ujar Kinal basah kuyup di depan kelasnya.
“Kamu terlambat15 menit..”
“Maaf pak.. sayatadi..”
“Kamu ikutulangan semester depan.”
“Tapi pak..”
“Tidak adatapi-tapi-an. Silahkan keluar daripada menganggu teman-teman kamu yang sedangujian.”
Mata
Kinalmemerah. Ia menangis. Ini karna Alvian. Ia berjalan cepat
mengambil ember tadi.Tak biasanya Ia seperti ini. Ia menuju toilet dan
mengisi ember tadi denganair. Semua mahasiswa memandang aneh. Bahkan
menganggap Kinal sudah gila.
Kinal membawaember berisi air penuh itu menuju kantin. Disana ada Affan, Levi, Alvian danjuga Beby. Dengan penuh kemarahan.
Byur!
Kinalmenyiramkan air itu tepat dimuka Alvian.
“Selamat ya Lo!Lo menang taruhan! Lo berhasil bikin gue kehilangan kesabaran! Dan ini..”
Kinal mengambilkontak mobil yang ada di tangan Beby dengan kasar.
“Nih
mobil lo!Sekali lagi selamat karna Lo udah bikin gue gak bisa ikut
ujian semesterini!!!” lanjut Kinal. Semua diam. Mungkin ini adalah
kalimat terpanjang yangpernah Kinal ucapkan.
Alvian
hanyadiam. Sejahat itu kah gue. Pikirnya. Lalu dari mana dia tahu
tentang taruhanitu. Alvian pun beranjak meninggalkan kampus.
***
Kinal
pulangdengan menangis. Ia langsung menerobos masuk ke kamarnya. Kamilla
yang sedangmemberi makan anak kucingnya itu menoleh ke belakang. Ada
yang tidak beres. Iaberjalan pelan menuju kamar kakaknya. Ia memutar
knop pintu kamar kakaknyapelan. Di dapatinya sang kakak menangis didepan
cermin rias kamarnya yangdidominasi warna merah marun tersebut.
Kamilla memelukKinal dari belakang. Terlihat jelas pantulan wajah mereka dari cermin.
“Kakak kenapalagi? Kakak nangis?”
“Enggak kok Mil,kakak gak papa..” Kinal mencoba tersenyum.
“Kakak gak usahbohong deh..”
“Serius kakakgak papa..”
“Apa ini adahubungannya sama kak Alvian?”
Kinal
menggelengdan tersenyum. Ia menghapus air matanya. Lalu berbalik ke
arah adiknya.Dipeluknya cukup lama. Setelah itu dilepaskan perlahan.
“Kakak
sedihaja, tadi telat terus gak bisa ikut ujian.. tapi gakpapa kok..
semester depankan masih bisa..” ujar Kinal tenang. Kamilla mengangguk
faham.
“Yaudah.. makandulu ya kak.. aku bikin sup jamur
matsutsake kesukaan kakak.. masih angetloh..” goda Kamilla tersenyum
pada kakaknya. Kinal mengangguk dan merangkuladiknya itu.
“Makasih yaaadikku yang paling...”
“Paling apa?”
“Palingcerewet.. wleee..” Kinal menjulurkan lidahnya pada Kamilla.
“Ah kakKinaaaal...”
“Hahaha..candaa..
yang paling baik dan.. jago masak.. ajarin kakak masak dong Mil..
masakamu terus yang masakin kakak, biar sekali-sekali gantian kakak yang
masakinkamu..”
“Haha.. oke siapkak!”
Kakak beradikitu berjalan menuju ruang makan.
***
1
Minggu setelahkejadian itu semua sudah kembali seperti biasa. Kinal
tidak lagi marah ataupundendam pada Alvian. Karna, perasaannya mampu
mengalahkan segala kebencian yangada didalam hatinya pada Alvian. Ia
masih ingat pada perkataan almarhum ayahnyabahwa pada hakikatnya cinta
itu bersih. Jika ada dendam dan kebencian itu bukancinta. Maka dari itu,
Kinal akan membuat perasaannya pada Alvian selalu bersih.Walaupun,
hanya dia yang mengetahuinya.
Menyambut hariulang tahun kampus 2 bulan mendatang. Pihak dari kampus mengadakan acaraseperti studytour di daerah Puncak.Semua mahasiswa sangat senang menyambutnya. Acara itu dilaksanakan pagi ini.
“Nah
anak-anak..sekarang tugas kalian adalah mencari benda-benda yang
sebelumnya sudahdisiapkan oleh pihak panitia kampus. Setelahnya
benda-benda itu akan diamatisatu persatu secara kelompok. Satu kelompok
terdiri atas 4 orang. Dan kelompoksudah ditentukan oleh pihak panitia.”
Komando salah satu panitia kepada semuamahasiswa yang mengikuti acara
tersebut.
Sialnya, Kinalsatu kelompok dengan Alvian,
Levi dan Affan. Kalau boleh memilih sendiri, Kinallebih baik tidak satu
kelompok dengan Alvian. Tapi itu sudah keputusan.
Mereka
berjalandipimpin oleh Alvian, Affan, Levi dan yang paling belakang ada
Kinal. Tiba-tibasaja Kinal merasakan kram pada kakinya. Semenjak Ia
jatuh 1 minggu yang laluitu, kakinya sering mendadak kram. Ia jatuh dan
memijit pelan kakinya. Melihatitu, Levi menghampiri Kinal, Alvian hanya
melihat tidak peduli. Sedangkan Affantidak tahu harus bagaimana.
“Lo.. gakpapa?”Tanya Levi.
“Gak.. cumankaki gue gak bisa digerakin aja..”
“Ehm.. sini guegendong aja..”
Kinal
hanya bisapasrah karna kakinya benar-benar tidak bisa digerakan. Alvian
melirikkebelakang. Lalu kembali berjalan ke depan. Tidak perduli.
***
Hari itu Kinaldan Kamilla sengaja hangout untukmencari makan malam di luar. Sebuah restoran perancis yang cukup besar adalahtujuan mereka.
“Yakin
Mil makandisini? Apa gak enak di warung tenda aja gitu..” tanya Kinal
memastikan karnaIa tak begitu suka dengan masakan perancis.
“No.. kakakharus coba escargot disini.. ini enak banget kak..”
“Escargot?Bekicot itu kan.. dih..”
“Tapi serius.Disini juara loh, kalo gak kakak bisa pesen waffleaja.. atau banana muffin kesukaanaku.. itu enak banget kak..” Ujar Kamilla meyakinkan Kinal.
Kinal menghelanafas dan menaikan bahunya.
“Tapi sumpahya.. kakak gak ngerti sama semua makanan yang barusan kamu sebutin.. yaudah dehyuk.. kakak jadi penasaran.. Haha..”
“Gitu dong..”
***
“Kebakaran!Kebakaran!”
Terdengarteriakan
para pengunjung restoran tersebut. Kinal dan Kamilla segera keluar.Api
dengan cepat melalap habis restoran tersebut. Kinal kaget melihat
disanaada Beby, Affan, dan Levi. Tapi tidak ada Alvian. Sedangkan Beby
malah asyiksendiri dengan Blackberry-nya.
“Lev.. Alvianmana?” dengan ragu Kinal berani bertanya pada Levi. Levi tidak menjawab tapimalah gantian bertanya pada Affan.
“Fan, Vianmana?”
“Dia masih ditoilet tadi.. hah.. Alvian! Dia masih di dalem!” jawab Affan baru sadar bahwaAlvian masih di dalam.
Tanpa ragu Kinalberlari menuju restoran itu kembali. Affan dan Levi kaget melihat tindakanKinal.
“Kak
Kinal!!!”teriak Kamilla melihat kakaknya masuk ke dalam restoran itu
lagi. Ia tidakmengerti apa yang akan dilakukan kakaknya itu.
Di
dalam sudahmengepul asap dan hawa panas dari api yang melahap habis
nyaris seluruhbangunan. Berjalan pelan menghindari api, Kinal menuju
toilet.
“Alvian!” teriakKinal begitu melihat tubuh
Alvian lemah tak berdaya terduduk di sebuah sudut.Mungkin Ia sudah
keracunan asap dari api tersebut.
Kinal berlari
menujutubuh Alvian, Ia mencoba membantu Alvian berdiri. Tapi tiba-tiba
saja kakinyaterasa kram seperti saat acara sekolah kemarin. Ia ikut
terjatuh. Ia meletakankepala Alvian di pangkuannya. Ia menangis. Jika
ini hari terakhir untuknya Iarela. Tapi Ia tidak ingin hari itu hari
terakhir untuk Alvian.
“Tuhan.. jikahari ini hari
terakhirku.. aku rela.. ambil saja aku ya Tuhan.. tapi akumohon.. jangan
ambil dia.. dia yang sangat ku cintai..” pinta Kinal dalam hati.
Ku ingin kautahu..
Diriku disinimenanti dirimu..
Meski ku tungguhingga ujung waktuku..
Dan berharap..
Rasa ini kanabadi untuk selamanya..
Dan ijinkanku..
Memelukdirimu..
Kali ini saja..
‘Tuk ucapkanselamat tinggal untuk selamanya..
Dan berharap..
Rasa ini kanabadi untuk sekejap saja..
Kinal
memeluktubuh Alvian dengan susah payah. Di kecupnya kening pria itu.
Sebuah kayu besartiba-tiba jatuh. Semuanya gelap. Perlahan Kinal melihat
dirinya sendiri sedangmemeluk Alvian dibawah. Ia tersenyum.
***
“Gue dimana..”
“Alvian, lo udahsadar? Lo dirumah sakit..” ujar Levi.
“Kenapa gue bisadisini? Bukannya waktu itu..”
“Kinal yangnyelametin Lo.”
“Terus sekarangdia gimana? Dia gakpapa kan?” tanya Alvian lemah.
“Hari ini haripemakamannya.”
Deg,
Jantung Alvianseperti berhenti berdetak. Bagaimana bisa, orang yang menyelamatkan justrumalah tidak selamat?.
“Anterin guekesana..”
“Tapi kondisi lobelum..”
“Sekarang!”
“Oke.. pakekursi roda ya?”
Alvianmengangguk.
***
“Kak
Kinaljahat!! Kenapa kakak ninggalin aku sendirian!! Kenapa kakak tega
sama aku!!Kenapa kak!!” Kamilla menangis di depan pusara sang kakak.
Disana Harukamencoba menenangkan Kamilla, di situasi seperti ini dia
harus menjadi dewasa.Walaupun sebenarnya Ia juga sangat terpukul.
Pemakaman telahusai. Namun Kamilla dan Haruka masih ada disana.
“Kinal?”
Sebuah suaramengagetkan Kamilla. Ia menengok kebelakang. Ia menatap matanya sinis.
“Kamu Kinal?”
“Aku
Kamillakak! Aku adiknya Kak Kinal! Oh.. jadi ini yang namanya kak
Alvian.. udah puassekarang? Udah puas hah? Setelah kakak MENGABAIKAN kak
Kinal dan inibalesannya? Hebat!” Kamilla melemparkan note merah marun
milik Kinal ke arahAlvian.
“Ini apa?”
“Itu.. baca..Kak Kinal nulis semua tentang kakak disana!”
***
2 Bulankemudian.
Hari
ini kampussangat sibuk. Terang saja, karna hari ini adalah hari ulang
tahun kampus. Siangitu ada acara pensi di aula kampus.
Seorang
priadengan kemeja abu-abu lengan panjang yang ditekuk sampai siku itu
berjalan naikke panggung. Di ambilnya gitar. Lalu Ia duduk di kursi yang
ada di panggung.
“Lagu ini.. sayapersembahkan untuk
Seseorang yang mencintai saya begitu dalam.. begitupanjang.. sepanjang
kekuatan cahaya di dunia.. spesial buat kamu.. Devi KinalPutri ~”
Akankahdisana..
Kau rindupadaku..
Meski kita..
Kini ada didunia berbeda..
Bila masihmungkin..
Waktuberputar..
Kan ku tunggu..
Dirimu..
Biarlah kusimpan..
Sampai nantiaku..
Kan adadisana..
Temani dirimudalam kedamaian..
Ingatlahcintaku..
Kau takterlihat lagi..
Namun cintamuabadi..
***
Semilir
anginsejuk itu hampir menerbangkan topi pandora yang dikenakan oleh
Kamilla soreitu. Bersama Alvian, mereka berada di depan pusara Kinal.
“Kakak
apakabar?Kakak gak salah dulu sayang sama kak Alvian, dia baik kak..
baik banget samaaku..” ujar Kamilla sambil meletakan bunga dipusara sang
kakak. Setelah itumereka berdoa.
“Kak vian, ayopulang..”
“Kamu tunggu dimobil dulu ya..”
“Oke..”
Alvian meletakansepucuk kertas disana. Ia mencium pusara Kinal. Tersenyum sekilas, laluberjalan pergi.
Kini baru akutahu bahwa ada yang memperhatikanku..
Kini baru akutahu bahwa ada yang sangat perduli terhadapku..
Dan Kini, baruaku sadar bahwa orang itu sangat berarti..
Aku ingin orangitu selalu bersamaku..
Aku ingindipeluk cahaya darinya..
Dia yangdiam-diam melindungi dari jauh..
Dia yangdiam-diam merindukanku tanpa ku tahu..
Dia yangdiam-diam memendam perasaan yang begitu besar padaku..
Dia yang kinisudah tidak disini..
Dia yang kinisudah dapat tersenyum..
Dia yang kinibaru kusadari bahwa dia kucintai..
Aku mencintaikamu.. dipandangan terakhirku..
Alvian.
END.
Karya : Kamilla Dwi Karisma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar